Jurnal
Penyesuaian (Adjustment Journal)
Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk
mengadakan penyesuaian catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang
sebenarnya pada akhir periode. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah agar
setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta,
utang, modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada
akhir periode.
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari
neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada
di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian, akun-akun yang perlu dibuatkan
jurnal penyesuaian adalah :
No
|
Macam
Penyesuaian
|
Jurnal
Penyesuaian
|
1
|
Pemakaian perlengkapan
|
Beban Perlengkapan.....
Perlengkapan............
|
2
|
Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus diterima
|
Piutang……
Pendapatan……
|
3
|
Hutang beban/beban yang masih harus dibayar
|
Beban……
Hutang……
|
4
|
Hutang pendapatan/pendapatan diterima dimuka
a.
Dicatat
sebagai pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
b.
Dicatat
sebagai pendapatan….. (laba rugi)
|
……diterima dimuka
Pendapatan……
Pendapatan……
……diterima dimuka
|
5
|
Beban dibayar dimuka
a.Dicatat sebagai hutang/pendekatan Neraca
b.Dicatat
sebagai beban/pendekatan laba rugi
|
Beban……
……dibayar dimuka
……dibayar dimuka
Beban……
|
6
|
Kerugian piutang/piutang yang tak tertagih
|
Beban Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
|
7
|
Penyusutan aktiva tetap
|
Beban Penyusutan……
Akumulasi Penyusutan……
|
8
|
Persediaan barang dagangan
a.Pendekatan
Ikhtisar Laba Rugi
b.Pendekatan
Harga Pokok Penjualan
|
Ikhtisar L/R
Persediaan Barang Dagang (awal)
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Ikhtisar L/R
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan
|
Contoh jurnal penyesuaian :
1.
Pemakaian
Perlengkapan
Dalam pembuatan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan,
yang perlu diingat adalah dalam mengisi nominal dari jurnal tersebut adalah
nominal perlengkapan yang sudah digunakan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2013, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp.
3.500.000,-. Pada akhir periode perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp.
500.00,-
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp 3.500.000,- - Rp 500.000,-
=
Rp 3.000.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban
Perlengkapan Rp
3.000.000,-
Perlengkapan Rp 3.000.000,-
2.
Pendapatan
Yang Masih Harus Diterima/Piutang Pendapatan
Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah
dapat direalisasi dalam suatu periode, tetapi belum diakui sebagai penghasilan.
Contoh :
Pekerjaan jasa yang telah selesai dikerjakan pada bulan Juni 2013
tetapi belum diserahkan kepada pemesan seharga Rp 5.200.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Piutang
Pendapatan Rp
5.200.000,-
Pendapatan Rp
5.200.000,-
3.
Beban
Yang Masih Harus Dibayar/Hutang Beban
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus
dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir periode.
Contoh :
Perusahaan mempekerjakan 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per
hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran
upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2013. Beban upah
yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2013 adalah satu hari, yaitu
Senin, 31 Desember 2013.
Perhitungan :
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp 50.000,- = Rp 250.000,-
Jurnal penyesuaian :
Beban Gaji Rp
250.000,-
Hutang Gaji Rp
250.000,-
4.
Pendapatan
Diterima Dimuka/Hutang Pendapatan
Pendapatan
diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu atas pembayaran
transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan.
a. Dicatat sebagai
akun pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
Apabila
perusahaan menggunakan pendekatan neraca, maka perusahaan akan mencatat uang
yang diterima sebagai pendapatan diterima di muka (utang) dan akan diakui sebagai
pendapatan bila perusahaan telah melakukan pekerjaan yang diminta oleh
pelanggan.
Contoh :
Pada tanggal 1
Mei 2013, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 3.600.000,- untuk masa
satu tahun.
Perhitungan :
1 mei s/d 31 des
= 8 bulan
8/12 x Rp
3.600.000,- = Rp 2.400.000,-
Jurnal
Penyesuaian :
Sewa Diterima
Dimuka Rp
2.400.000,-
Pendapatan
Sewa Rp
2.400.000,-
b. Dicatat sebagai
akun pendapatan…..
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai akun pendapatan sewa, maka perusahaan hanya
boleh mengakui pendapatan sebesar Rp 2.400.000,- yaitu dari 1 mei sampai dengan
31 desember, maka untuk mengisi saldo di jurnal penyesuaian perhitungannya :
Rp 3.600.000,-- Rp
2.400.000,- = Rp 1.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Pendapatan Sewa Rp
1.200.000,
Sewa
Diterima Dimuka Rp
1.200.000,-
5.
Beban
Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dibayar tetapi belum
dibebankan sebagai beban pada periode itu. Beban dibayar di muka ini sering timbul apabila perusahaan membayar
biaya-biaya untuk beberapa periode sekaligus, sehingga dari jumlah pengeluaran
tadi sebagian akan menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan
pada periode mendatang.
a. Dicatat sebagai
harta
Artinya pada neraca saldo awal periode, akun yang ada di neraca
saldo adalah akun harta, bukan akun beban.
Contoh :
Pada tanggal 1 September 2013, dibayar sewa gedung sebesar Rp.
4.800.000,- untuk masa satu tahun.
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai harta, maka akun yang ingin disesuaikan
adalah harta. Beban yang diakui pada periode tersebut hanya 4
bulan
1 sep s/d 31 des = 4 bulan
4/12 x Rp 4.800.000,- = Rp 1.600.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Sewa Rp
1.600.000,-
Sewa
Dibayar Dimuka Rp 1.600.000,-
b. Dicatat sebagai
beban
Perhitungan :
8/12 x Rp 4.800.000,-= Rp 3.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Sewa Dibayar Dimuka Rp
3.200.000,-
Beban
Sewa Rp
3.200.000,-
6.
Kerugian
Piutang/Piutang Yang Tidak Tertagih
Piutang merupakan kewajiban pihak luar perusahaan kepada
perusahaan. Piutang dagang timbul dari penjualan kredit
barang dan jasa. Pada umumnya tidak semua piutang akan dapat ditagih, sehingga
kerugian yang timbul akan dicatat sebagai kerugian piutang.
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2013 PD MAJU memiliki piutang sebesar Rp
7.000.000,00. Perusahaan menetapkan besar kerugian piutang
adalah 10% dari total piutang.
Perhitungan :
Kerugian piutang = 10% x Rp
7.000.000,-= Rp 700.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Piutang Rp
700.000,-
Cadangan Kerugian Piutang Rp
700.000,-
7. Penyusutan Aktiva
Tetap
Yang dimaksud
dengan penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap yang
dibebankan pada suatu periode tertentu. Pembebanan bebanpenyusutan
ini biasanya dilakukan pada akhir periode. Beban penyusutan yang dibebankan
dihitung dengan cara taksiran, karena jumlahnya tergantung pada tiga faktor
yaitu harga perolehan, taksiran umur ekonomis, dan taksiran nilai residu.
Contoh :
Sebuah perusahaan
membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000,- . Diperkirakan
nilai residu dari mesin tersebut setelah 12 tahun dipakai adalah sebesar Rp
60.000.000,-
Perhitungan :
Rp 360.000.000,-- Rp 60.000.000,-= Rp 25.000.000,- per tahun
12 tahun
Jurnal penyesuaian :
Beban Penyusutan Mesin Rp
25.000.000,-
Akumulasi
Penyusutan Mesin Rp
25.000.000,-
8. Persediaan Barang
Dagangan
Persediaan barang
dagangan harus dilakukan penyesuaian karena pada akhir periode akuntansi jumlah
persediaan awal barang dagangan disesuaikan menjadi persediaan akhir barang
dagangan.
a. Metode ikhtisar
laba rugi
Ketika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan metode ikhtisar laba rugi, maka ada 2 langkah yang
dilakukan yaitu :
1. Memindahkan
jumlah persediaan awal barang dagangan kea kun ikhtisar laba rugi. Akibatnya,
terjadi perubahan status akun persediaan barang dagangan yang tergolong dalam
akun riil menjadi akun nominal, hal ini karena persediaan awal merupakan bagian
dari harga pokok barang yang telah terjual.
2. Mendebet jumlah
akun persediaan akhir barang dagangan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi
untuk melihat pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Contoh :
Dalam neraca
saldo PD NUSA 30 Desember 2013, akun persediaan barang dagang seharga Rp
145.000.000,-
Data penyesuaian,
harga persediaan barang dagang akhir adalah Rp 122.500.000,-
Jurnal
Penyesuaian :
Ikhtisar Laba
Rugi Rp
145.000.000,-
Persediaan Barang
Dagang (Awal) Rp
145.000.000,-
Persediaan Barang
Dagang (Akhir) Rp
122.500.000,-
Ikhtisar Laba Rugi Rp
122.500.000,-
b.
Metode
Harga Pokok Penjualan
Harga pokok
penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan
perusahaan, atau harga perolehan barang yang terjual.
Contoh :
Dalam neraca
saldo PD NUSA diketahui data sebagai berikut :
Persediaan barang
dagang Rp.6.500.000,-
Pembelian Rp. 35.000.000,-
Retur pembelian Rp. 650.000,-
Beban angkut
pembelian Rp. 250.000,-
Potongan
pembelian Rp.200.000,-
Data penyesuaian
menunjukkan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-.
Jurnal
Penyesuaian :
Harga Pokok
Penjualan Rp
41.750.000,-
Pembelian Rp
35.000.000,-
Beban Angkut Pembelian Rp 250.000,-
Persediaan Barang
Dagang (Awal) Rp 6.500.000,-
Retur Pembelian Rp 650.000,-
Potongan
Pembelian Rp 200.000,-
Persediaan Barang
Dagang (Akhir) Rp
10.000.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 10.850.000,-
Sumber : http://karmilaratnasari1d.blogspot.co.id
Sumber : http://karmilaratnasari1d.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar